Otomotifa

Produsen mobil di segmen
Low Multi Purpose Vehicle
(LMPV) benar-benar menghadapi persaingan yang sengit, PT Toyota Astra Motor (TAM) baru-baru ini secara resmi merilis All New Avanza dan All New Veloz pada tahun 2021 kemarin.

Generasi ketiganya All New Avanza serta All New Veloz hadir dengan desain luar dan dalam yang sangat berubah dibandingkan versi sebelumnya.

Sementara itu, dua hari sebelumnya, rival dari Avanza yakni Mitsubishi Xpander facelift juga sudah lebih dulu meluncur pada tahun 2021 lalu.

Menariknya lagi, kedua model LMPV ini saat ini telah menerapkan sistem transmisi otomatis terbaru. Sebelumnya mereka menggunakan transmisi otomatik konvensional tetapi sekarang berubah menjadi tipe CVT.
(Continuously Variable Transmission)
.

Hermas Efendi Prabowo yang merupakan pemilik dari bengkel khusus untuk perbaikan mobil matic Worner Matic menyampaikan pendapatnya.

Menurut dia, kendaraan-kendaran dalam kategori LMPV seperti Honda Mobilio serta Nissan Grand Livina yang mengadopsi transmisi otomatis tipe CVT cenderung sering kali membutuhkan servis di bengkel untuk transmisi matik tersebut.

Kendaraan jenis MPV ia anggap sering dipandang sebagai ‘kenderaan untuk orang yang rajin bekerja’.

“Pokonya masalahnya adalah, kendaraan-kendaran yang termasuk dalam kategori Low MPV seperti Avanza dan Xpander ini sangat terus menerus digunakan secara berat. Misalkan kita tahu kalau Avanza sering dibawa ke pegunungan, dataran rendah, bahkan kemana-mana tanpa peduli kondisinya. Meski begitu, mereka masih dipaksakan untuk membawa penumpang lebih dari tujuh orang sampai delapan walaupun sebenarnya tidak dianjurkan,” jelas Hermas ketika sedang diinterogasi di tempat usahanya di Bintaro, Tangerang Selatan.

Namun, mereka bekerja sangat keras karena saat ini sedang disiapkan dengan transmisi CVT, tambahnya.

Menurut Hermas, alasannya Toyota dan Mitsubishi menukar transmisi pada kendaraan jenis LMPV adalah karena mereka ingin menarik perhatian penduduk kota, dengan argumen bahwa sistem transmisi CVT jauh lebih sesuai bagi lingkungan perkotaan.

“Alasan penggunaan transmisi CVT yang diputuskan oleh pabrikan mobil sebenarnya tergantung pada keputusan bisnis mereka. Namun, menurut pandangannya, hal tersebut kemungkinan besar merupakan bagian dari strategi bisnis untuk meningkatkan penjualan kendaraan,” ujarnya.

“Avanza dan Xpander pakai CVT apakah targetnya Ia ingin nyasar di area-area perkotaan, sebab kalau di daerah menurut saya akan mengalami penurunan minat, Karena tantangan jalannya lebih berat di daerah apalagi di daerah berat berbukit-bukit” lanjut Hermas.

Karakter CVT dinilai kurang andal jika dipakai di daerah dengan medan jalan yang banyak menanjak jika dibandingkan matik AT Konvensional.

“Kita tahu karakter CVT itu memang agak tidak bersahabat ke kontruksi jalan yang konturnya naik turun, apapun CVT-nya dan diproduksi sama brand apapun, ketika kita bawa ke jalanan naik turun pasti kurang andal dibanding AT konvensional,” papar Hermas.

“Sabuk baja yang terlalu dipaksakan dapat melebar atau rusak akibat kerja keras, sedangkan tekanan minyak digunakan untuk mengatur perubahan rasio pada pully CVT. Karena sabuk baja tersebut tak selalu sesuai dengan keinginan sistem, hal ini meningkatkan risiko penurunan efisiensinya,” katanya.

Transmisi tipe CVT sangat bergantung pada tekanan minyak, dan apabila sering digunakan untuk mendaki bukit, komponen CVT berisiko terkena temperatur yang sangat tinggi.

Sebab seluruh dasar tekanan minyak pada transmisi CVT dikendalikan oleh sistem.
computerized
Atau dalam hal listrik, kita mengerti bahwa komponen-komponen listrik ini cukup sensitif terhadap perubahan suhu yang ekstrem. Sementara itu, regulasi tekanan minyak menjadi kontrol utama untuk operasi CVT tersebut. Yang menjadi kekhawatiran adalah kemungkinan usia pakainya akan lebih cepat,” jelaskan Hermas.

Namun demikian, transmisi jenis CVT pun menawarkan sejumlah kelebihan.

Pertama tentang kenyamanan, karena rasionya perubahan percepatan pada CVT terasa sangat halus.

“Lain lagi keunggulannya, mayoritas sistem CVT memiliki konsumsi bahan bakar yang hemat, sebab tiap kali terjadi pergantian percepatan tidak akan ada pembentukan torsional berlebih,” jelasnya.

“Di berbagai mobil CVT saat ini, rasionya gigi akhir memiliki rentang percepatan yang sangat luas, sehingga ketika gas diberikan sedikit pun, mobil langsung melaju dengan cepat. Itulah alasan mengapa konsumsi bahan bakarnya menjadi lebih efisien,” ungkap Hermas Efendi Prabowo, sang pemilik bengkel spesialis matik Worner Matic.

Informasinya adalah bahwa transmisi otomatis CVT yang dipakai oleh All New Avanza dan All New Veloz terkini ini tidak sepenuhnya merupakan CVT murni, tetapi berupa sistem dual mode mirip dengan yang diaplikasikan pada Toyota Raize.

Di mana teknologi ini menyatukan antara transmisi CVT dengan sistem sabuk baja pada putaran rendah, serta menggunakan transmisi otomatis konvensional berdasarkan rangkaian roda gigi planetary ketika mencapai kecepatan tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending