Priangan Insider –
Kompetisi dalam segmen SUV dengan rangka ladder frame diesel semakin sengit, terutama seiring pergeseran gaya hidup penduduk perkotaan dari hanya mengejar penampilan macho menuju hal-hal yang lebih praktis: efisiensi bahan bakar, performa yang handal, serta ketangguhan di berbagai kondisi jalan.
Diantara semakin banyaknya pilihan, dua merek terkenal ini lagi-lagi menjadi sorotan: Ford Everest Sport serta Toyota Fortuner 2.8 GR Sport.
Kedua mobil ini tidak termasuk jenis baru. Ford Everest dipandang sebagai SUV dengan fitur canggih dan kesenangan berkendara ala Eropa, sedangkan Toyota Fortuner masih menjadi penguasa jalan yang telah dibuktikan keunggulannya dalam hal ketahanan, daya tahan, serta memiliki basis penggemar setia yang besar di Tanah Air.
Namun ketika berbicara tentang efisiensi bahanbakar solar yang semakin meningkat harganya dan terbatas di sejumlah daerah, siapakah yang sebenarnya memiliki keunggulan lebih baik?
Peralatan Berbeda Karakter, Tetapi Semua Kuat
Ford Everest Sport dilengkapi dengan mesin diesel berkapasitas 2.0 liter yang memiliki teknologi turbo tunggal (tidak seperti versi Bi-Turbo pada model Titanium) dan mampu memberikan daya sebesar 170 PS serta torsi mencapai 405 Nm.
Mesinnya dirancang lebih mengutamakan efisiensi dan daya tahan daripada hanya fokus pada kinerja superior. Gabungan tersebut dipadukan dengan transmisi otomatis berkecepatan 6 percepatan yang lembut dan cepat merespons.
Pada saat bersamaan, Toyota Fortuner 2.8 menggunakan mesin diesel dengan kapasitas silinder yang lebih besar, yakni 2.755 cc, yang sanggup menyediakan daya sebesar 203 PS serta torsi puncak mencapai 500 Nm.
Transmisi otomatis six-speed pula dipakai, tetapi Fortuner memiliki sifat transmisi daya yang lebih agresif sesuai bagi pengemudi yang mencari sensasi mengendarai dengan performa lebih kuat.
Ford Everest Menonjol dalam Hemat Bahan Bakar Real-Time
Pada serangkaian uji coba pemakaian bahan bakar di beragam kondisi jalan perkotaan, jalan tol, serta campuran keduanya, Ford Everest Sport terbukti memiliki tingkat efisiensi yang superior daripada Fortuner.
Konsumsi bahan bakar pada kendaraan Everest ditemukan berkisar antara 13-14 kilometer per liter, khususnya ketika dioperasikan dalam mode hemat energi serta dengan kecepatan yang tetap.
Toyota Fortuner 2.8 mengalami konsumsi kira-kira 10-11 kilometer per liter di bawah kondisi yang sama tersebut.
Sungguh tak jelek untuk ukuran sebuah SUV dengan bodi yang besar, namun masih kalah dibandingkan kompetitornya. Penggunaannya menjadi semakin boros terutama ketika melintasi daerah berpegunungan atau apabila pengendara lebih gencar dalam menginjak gas.
Faktor yang Memengaruhi: Massa, Sistem Transmisi, serta Penyetelan ECU
Ford Everest Sport yang ditawarkan di pasar Indonesia hanya memiliki varian 4×2, sedangkan Fortuner 2.8 GR Sport kebanyakan datang dengan sistem all-wheel drive atau 4×4.
Sistem penggerak ini memiliki dampak signifikan terhadap pemakaian bahan bakar, dimana kendaraan 4×4 umumnya lebih irit karena bobot yang harus dipikul oleh mesin menjadi lebih ringan.
It seems like there was an error with the original statement regarding fuel consumption for 4×4 vehicles as they tend to be less efficient due to heavier engine workload. The corrected version should indicate that 4×4 systems typically consume more fuel because of increased mechanical load. Thus, I have reflected this correction accordingly.
Di samping itu, Everest juga memiliki keunggulan dalam aspek rekayasa aerodinamika serta sistem manajemen mesin yang dibuat khusus untuk mencapai penggunaan bahan bakar yang lebih hemat.
Kalibrasi ECU Ford lebih fokus pada efisiensi bahan bakar di berbagai keadaan, menjadikan kendaraannya terasa lebih enteng ketika digunakan dengan kecepatan moderat.
Pengalaman Mengemudi: Mana Yang Lebih Nyaman?
Berdasarkan aspek kenyamanan dan fitur interior, model Everest Sport memberikan sentuhan gaya modern yang semakin mencolok. Dengan adanya head unit berlayar lebar, kabin yang sunyi, suspensi yang lembut, ditambah dengan postur tempat duduk yang ergonomis, kendaraan ini sangat sesuai untuk perjalan panjang maupun sehari-hari.
Fortuner menonjol dengan sisi yang kuat dan tegar. Para pengendara Fortuner sering kali merasakan perasaan “penguasa” ketika duduk di kursi supir.
Namun, dalam hal penyerapan getaran suspensi, Everest tetap terasa lebih lembut dan stabil, khususnya pada jalanan berkelok-keliwar dan ketika melaju dengan cepat di jalan bebas hambatan.
Harga serta Nilai Jual Kembali
Secara harga, Fortuner agak lebih tinggi, tetapi angka penjualan kembaliannya cukup stabil di pasaran mobil second.
Ford Everest tentu menghadapi beberapa kesulitan di sini, sebab pandangan publik tentang merk Ford pernah anjlok usai mereka meninggalkan pasar Indonesia, walaupun saat ini telah kembali dengan menyediakan jaringan pelayanan pasca penjualan yang lebih kuat dan tersebar luas.
Everest Menonjol dalam Hemat Biaya, Fortuner Mendominasi dengan Kemewahan dan Kekuatan
Jika Anda sedang mencari sebuah kendaraan jenis SUV diesel yang hemat bahan bakar, nyaman digunakan, serta sesuai untuk keperluan sehari-hari ataupun perjalanan jarak jauh tanpa harus mengisi solar terlalu sering, Ford Everest Sport merupakan opsi yang sungguh masuk akal.
Namun, apabila Anda lebih mengutamakan kekuatan mesin, penampilan yang telah melekat pada “kendaraan untuk orang berhasil,” dan berencana bertindak secara bijaksana dalam hal nilai jual kembali, Toyota Fortuner 2.8 masih menjadi pilihan utama yang kuat.
Kedua opsi tersebut sama-sama menggoda, tetapi pada akhirnya: apakah lebih penting untukmu irit atau memiliki prestige? Penulis menyarankan: sebelum membuat keputusan, alangkah baiknya jika mencoba kedua kendaraan tersebut secara langsung.
Temukan sensasi mengemudi, pantau pemakaian bahan bakar diesel pada jalur rutin Anda, dan periksa apakah kendaraan yang dipilih sesuai dengan pola hidup serta tuntutan sehari-hari. (***)
Leave a Reply