Peristiwa Gerak Tanah di Jalan Tol Cisumdawu Menjadi Viral, Ahli Teknik Sipil dari ITS Berikan Komentar

Peristiwa Gerak Tanah di Jalur Cisumdawu Menyebar, Pakar Teknik Sipil dari ITB Berikan Komentarnya

Virus foto tentang aktivitas tanah di Tol Cisumdawu baru-baru ini menjadi sorotan, berikut adalah keterangan yang diberikan oleh seorang Dosen Teknik Sipil ITB mengenai hal tersebut.

Otomotifa/ News

Ferdian 24 Mei, pukul 17:15 24 Mei, pukul 17:15


Otomotifa

– Dosen dari Departemen Teknik Sipil ITB berbicara mengenai aktivitas longsor di jalan tol Cisumdawu pada kilometer ke-177.

Tepatnya di Blok Binong–Bojongtotor, Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.

Namun pada saat ini, PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT), sebagai pihak yang bertanggung jawab atas jalur Tol Cisumdawu di Sumedang hanya dapat merencanakan solusi jangka pendek dengan metode leveling dan scrafing filling overlay guna memperbaiki area berbumpy dan retak agar permukaan jalan menjadi rata kembali.

Dosen Departemen Teknik Sipil ITB, Sony Sulaksono Wibowo, menyebut bahwa secara keseluruhan situasi tersebut masih bisa dilewati oleh pengendara Tol. Yang paling penting adalah tetap mematuhi instruksi dari petugas yang ada di lokasi.

Saat ini, menurutnyaa, penutupan sementara hanya diterapkan pada satu lajur untuk masing-masing arah, sehingga lajur lainnya dinilai masih aman untuk dilintasi para pengendara di Tol Cisumdawu.

“Oleh karena itu, jika suatu saat dibutuhkan tindakan penanggulangan yang lebih luas, tak perlu menutup seluruh area, melainkan cukup dengan menerapkan pengaturan lalu lintas, seperti contohnya keluar dari Gerbang Tol sebelum titik tertentu yang ditutup, dan kemudian memasuki kembali Gerbang Tol berikutnya,” jelas Sony Sulaksono Wibowo dilansir Tribunjabar pada 23 Mei 2025.

Dia menyebutkan bahwa rekayasa lalu lintas itu sebaiknya sudah diperhitungkan sejak awal, mengingat situasi akibat gerakan tanah di kilometer 177 Jalan Tol Cisumdawu yang berada dalam area Blok Binong-Bojongtotor, Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.

Di samping itu, tindakan jangka pendek tersebut sebenarnya bertujuan untuk mengantisipasi efek dari gerakan tanah yang semakin parah, terutama di area Kilometer 177 Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu.

Sebenarnya, pola kejadian bencana gerak tanah cukup lebih mudah untuk dikenali melalui penelitian serta observasi mendalam di tempat tertentu. Ini membedakannya dari fenomena seperti banjir ataupun longsor yang cenderung datang dengan cepat tak terduga.

“Maka, gerakan tanah ini yang tidak biasa telah diamati, dan tentu saja, tindakan sementara pun sedang dievaluasi. Jika ternyata cukup berbahaya, area tersebut mungkin akan ditutup; namun saat ini, situasinya masih membolehkan lalu lintas dengan melalui satu jalur saja,” ungkap Sony Sulaksto Wibowo.

Tetapi, mereka menyatakan bahwa sulit untuk meramalkan berapa lama tindakan singkat itu akan efektif, dan mereka berharap para pemangku kepentingan bisa segera menyelesaikan masalah ini dengan cara yang lebih komprehensif guna meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan.

Dia menyebutkan bahwa masalah pergerakan tanah pada jalur Tol Cisumdawu sudah diperkirakan sejak tahap awal konstruksinya. Hal ini disebabkan oleh adanya tingkat kelembaban tanah yang signifikan serta peningkatan dalam situasi permukaan area tersebut.

Sony menjelaskan bahwa sesuai dengan data yang ia terima, nantinya akan ada evaluasi tentang aktivitas lereng di Kilometer 177 Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu guna merumuskan tindakan penyelesaian secara kesinapan.

“Pengelolaan jangka panjang dapat meliputi penggunaan sumur artesis, penstabilan tebing, serta metode-metode lainnya. Saya tidak turut campur dalam studi itu, hanya mengetahui informasi ini sejauh yang saya dengar, karena sebagai dosen bidang teknik sipil perlu memantau kemajuannya,” ungkap Sony Sulaksono Wibowo.

Copyright Otomotifa2025

Related Article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending