PIKIRAN RAKYAT
– Baru-baru ini beredar luas di jejaring sosial tentang insiden dua individu yang meninggal dunia di dalam sebuah mobil. Mereka ditemukan di area Ngagel Jaya Utara, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya.
Kedua korban diperkirakan tewas karena keracunan gas karbon monoksida (CO) yang berasal dari sistem pendingin udara mobil yang berfungsi. Sebelumnya ada beberapa spekulasi tentang faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab kematian mereka.
Terkait masalah ini, Auto2000, salah satu jaringan dealer mobil Toyota, memberikan klarifikasi. Mereka menyatakan bahwa kematian terjadi karena keracunan gas Karbon Monoksida (CO), yaitu produk hasil pembakaran mesin yang keluar melalui muffler.
Sumber masukan asap dari knokel_gas dapat berasal dari berbagai tempat, termasuk saluran ventilasi udara kabin, ketidaksempurnaan pada seal-seal pintu, sistem pengaturan aliran udara di sekitar area cuci mobil, serta jalan pipa listrik di dalam ruang kabin dan penutup pelindung drainase air.
Gejala Keracunan Gas CO
Tanda-tanda keracunan gas sering kali tidak terdeteksi dengan mudah karena mirip gejala kelelahan, yaitu tubuh terasa lesu, selalu ingin tidur, pusing, serta dapat memburuk hingga menimbulkan rasa mual, muntah, nyeri di dada, dan sensasi seolah-berhalusinasi.
Apabila kadar zat tersebut telah meningkat dengan signifikan, hal itu dapat mengakibatkan kehilangan kesadaran serta kematian secara mendadak.
Karena gejalanya sangat halus dan tak terlihat jelas, orang menjadi kesulitan saat menyadari diri mereka perlu bantuan medis karena tubuhnya sudah terlalu lemah, sampai-sampai hanya untuk membuka pintu mobil saja susah. Banyak korban dari racun karbon monoksida tidak selamat lantaran menghirup zat berbahaya tersebut ketika sedang tidur di dalam kendaraan dengan sistem pendingin udara aktif.
AC susah dinonaktifkan sementara kabin terkunci erat meskipun penumpang menginginkan udara segar di dalam ruangan itu. Setelah gas karbon monoksida masuk ke kabin dan tingkatnya naik, para penumpang bisa tersiram racun tersebut tanpa adanya gejalanya.
Cara Menghindari Keracunan Gas Karbon Monoksida
Selama perjalanan yang memakan waktu lama, sang sopir tentu merasa sangat letih akibat sudah mengendarai kendaraannya sejak keberangkatan. Oleh karenanya, mereka menggunakan momen istirahat di tempat istirahat atau SPBU sebagai kesempatan untuk tertidur sejenak.
Pilihan itu telah tepat, namun perlu mengingat beberapa aspek agar terhindar dari paparan gas buangan.
Agar pencegahan keracunan oleh gas buangan bisa dilakukan, kita mungkin menambahkan praktik beristirahat bergantian. Dengan begitu akan selalu ada orang yang mencatat waktu istirahat sambil mesin mobil tetap hidup. Metode ini juga membantu meningkatkan pengamanan terhadap potensi kriminalitas saat Anda sedang memarkir dan beristirahat di dalam kendaraan.
Buka sedikit kaca samping sekitar 2-3 cm untuk membantu sirkulasi udara luar. Tetap waspada pencurian dan kemungkinan hujan. Patut diingat, langkah ini tidak sepenuhnya dapat mencegah karena gas buang tetap sanggup masuk ke dalam kabin mobil.
Sesuaikan pengaturan alarm di telepon Anda agar berdering dalam waktu 30 menit ke depan guna membantu bangkit dari tidur.
Di luar mencegah agar tidak tertidur terlalu lelap, AutoFamily juga akan sadar saat mengenali tanda-tanda awal keracunan gas CO.
Lebih baik mencegah daripada mengobati, langsung turunlah dari kendaraan begitu merasakan gejala-gejalanya seperti mendadak kantuk, tubuh lemah, atau pusing meski fisik sedang bugar. Periksa juga jangan sampai ada penumpang lain yang masih tertidur di dalam mobil.
Jika tubuh Anda terlalu lemas, tekan klakson dengan keras agar menarik perhatian orang di luar kendaraan. Meskipun hal ini mungkin menyebabkan kekesalan jika ternyata bukan karena keracunan gas CO. Namun, itu masih lebih baik daripada mengambil resiko sebagai korban.
Servis rutin secara teratur adalah hal penting untuk menghindari paparan gas berbahaya seperti karbon monoksida dalam kendaraan Anda. Saat melakukan servis ini, semua bagian mobil dicek, mulai dari kemungkinan bocor di kokpit hingga kondisi mesin serta jalurnya untuk pembuangan gas.
“Berhati-hati dan memahami keamanan berkendara bukan hanya diperlukan saat mobil sedang melaju di jalanan, tapi juga penting ketika mobil diam pada tempat parkir, terlebih lagi jika mesin masih hidup,” kata Yagimin, Chief Marketing Auto2000 seperti dikemukakan dalam pernyataannya tersebut.
Leave a Reply